oleh Abu Muawiah
Di antara ushul akidah ahlissunnah wal jamaah adalah mencintai para  sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, at-taradhdhi (mengucapkan  ‘radhiallahu anhu’) untuk mereka, meyakini bahwa mereka adalah manusia  terpercaya, serta berusaha untuk menyebarkan keutamaan mereka kepada  kaum muslimin. Ahlussunnah juga tidak larut memperbincangkan  perselisihan yang terjadi di antara mereka, dan berlepas diri dari semua  sekte yang membenci dan merendahkan sahabat dan ahlul bait. Yaitu  Rafidhah yang sampai menuhankan ahlul bait dan mengkafirkan sahabat  lainnya, serta Nashibah yang membenci ahlul bait Nabi shallallahu alaihi  wasallam.
Nash-nash Al-Qur`an telah menjadi saksi akan keutamaan mereka dan  terpercayanya mereka dalam memikul agama. Di antaranya adalah firman  Allah Ta’ala:
والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان  رضي الله عنهم ورضوا عنه وأعد لهم جنات تجري تحتها الأنهار خالدين فيها  أبدا ذلك الفوز العظيم
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)  dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka  dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah  dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir  sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.  Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah Ta’ala telah meridhai para sahabat  dari kalangan muhajirin dan anshar, serta Dia juga meridhai semua orang  sepeninggal mereka yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah Ta’ala  juga memberikan kabar gembira kepada mereka seluruhnya bahwa mereka  adalah penghuni surga lagi kekal di dalamnya. Dan siapa saja yang Allah  Ta’ala telah ridhai maka dia tidak akan meninggal dalam keadaan kafir,  akan tetapi dia pasti meninggal dalam keadaan mempunyai iman yang  sempurna dan dia pasti termasuk penghuni surga. Karenanya sebagian ulama  ada yang berdalil dengan ayat di atas untuk menyatakan bahwa para  sahabat -secara umum- telah dijamin masuk surga, wallahu a’lam.
Ayat di atas juga sebagai sanggahan telak kepada rafidhah yang  berkeyakinan kafirnya para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam  sepeninggal beliau, dan semua dalil yang menyatakan keutamaan mereka  adalah mansukh (terhapus hukumnya). Maka jawabannya sebagaimana di atas  bahwa tatkala Allah Ta’ala Maha Mengetahui segala sesuatu di masa yang  akan datang, maka pastilah semua orang yang Dia ridhai pastilah akan  meninggal dalam keadaan mukmin.
Dalam ayat yang lain Allah Azza wa Jalla berfirman:
لقد رضي الله عن المؤمنين إذ يبايعونك تحت الشجرة فعلم مافي قلوبهم فأنزل السكينة عليهم وأثابهم فتحا قريبا
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika  mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa  yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan  memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al-Fath: 18)
Dalam dari hadits Jabir radhiallahu anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ النَّارَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ الَّذِينَ بَايَعُوا تَحْتَهَا
“Insya Allah tidak akan masuk ke dalam neraka seorang pun dari orang-orang yang turut serta berbai’at di bawah pohon.” (HR. Muslim no. 4552)
Dan kalimat ‘insya Allah’ di sini bukanlah harapan akan tetapi maknanya  ‘pemastian’. Karenanya hadits di atas menunjukkan pastinya mereka masuk  surga.
Dalil lain yang menunjukkan keutamaan mereka adalah hadits Jabir radhiallahu anhu: dia berkata:
قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ أَنْتُمْ خَيْرُ أَهْلِ الْأَرْضِ. وَكُنَّا  أَلْفًا وَأَرْبَعَ مِائَةٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada kami pada  peristiwa Hudaibiyyah: “Kalian adalah sebaik-baiknya penduduk bumi.”  Saat itu kami berjumlah seribu empat ratus orang.” (HR. Al-Bukhari no. 3839)
Juga firman Allah Ta’ala:
لايستوي منكم من أنفق من قبل الفتح وقاتل أولئك أعظم درجة من الذين  أنفقوا من بعد وقاتلوا وكلا وعد الله الحسنى والله بما تعملون خبير
“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan  berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya  daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah  itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih  baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 10)
Karenanya, siapa saja yang pernah bersahabat dengan Nabi shallallahu  alaihi wasallam dan meninggal di atas keimanan kepada Allah, maka Allah  Ta’ala telah menjanjikan surga untuknya.
Dalil yang lain adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya lagi.” (HR. Al-Bukhari no. 2458 dan Muslim no. 4601)
Semua dalil-dalil di atas memuji sahabat secara umum tanpa menyebutkan  individunya. Di sisi lain, ada juga beberapa hadits yang memuji individu  tertentu di antara sahabat. Di antaranya adalah hadits Abdurrahman bin  Auf bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ  فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ  وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي  الْجَنَّةِ وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ وَأَبُو  عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ
“Abu Bakar masuk surga, Umar masuk surga, Utsman masuk surga, Ali  masuk surga, Thalhah masuk surga, Zubair masuk surga, Abdurrahman bin  ‘Auf masuk surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) masuk surga, Said (bin Zaid)  masuk surga dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah masuk surga.” (HR. At-Tirmizi no. 3680)
Penyebutan 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga ini tidaklah  menunjukkan pembatasan. Karena telah shahih dalil hadits yang lain  dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam menjamin masuk surga untuk  sahabat lainnya. Seperti kabar dari Nabi shallallahu alaihi wasallam  bahwa Qais bin Tsabit radhiallahu anhu masuk surga, dan haditsnya  diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Sebagaimana Al-Bukhari juga meriwayatkan  pemastian masuk surganya Abdullah bin Salaam radhiallahu anhu.
Barang siapa yang mengamati sirah dan perjalanan hidup para sahabat  beserta berbagai keutamaan yang Allah Ta’ala anugerahkan kepada mereka  seperti iman kepada Allah dan Rasul-Nya, berjihad dan berhijrah di  jalan-Nya, menolong agama dan Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam, ilmu  yang bermanfaat dan amalan saleh. Siapa yang mengamati seluruh keadaan  mereka di atas, niscaya dia akan mengetahui secara yakin bahwasanya  mereka adalah makhluk yang terbaik setelah para nabi, bahwa sanya mereka  adalah manusia pilihan dari umat ini, dan bahwasanya mereka adalah  makhluk yang paling mulia di sisi Allah.
Seandainya tidak ada satupun dalil dari Al-Qur`an dan As-Sunnah yang  memuji mereka, maka keadaan mereka -berupa hijrah, jihad, menolong  agama, mengerahkan harta dan nyawa untuk membela agama, kekuatan iman  dan yakin, dan seterusnya- tentulah mengharuskan kita untuk memastikan  sifat terpercayanya mereka dan bahwa mereka adalah makhluk yang lebih  utama dibandingkan semua makhluk setelah mereka.
Inilah mazhab ahlussunnah dalam menyikapi para sahabat radhiallahu  anhum. Adapun selain mereka dari kalangan penganut bid’ah dan kesesatan,  maka mereka melemparkan celaan dan kebencian kepada para sahabat Nabi  shallallahu alaihi wasallam atau kepada sebagian di antara mereka.  Padahal Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
“Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya jikalau  salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebanyak bukit uhud, maka  pahalanya itu tidak akan menyamai pahala sedekah 1 mudd satu orang di  antara mereka, bahkan tidak pula setengahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 3397 dan Muslim no. 4610)
1 mudd seukuran dua telapak tangan lelaki dewasa.
Imam Al-Auzai rahimahullah berkata, “Jika engkau melihat seseorang  mencela seorangpun di antara sahabat Rasulullah shallallahu alaihi  wasallam, maka ketahuilah dia itu adalah zindiq. Hal itu karena Ar-Rasul  shallallahu alaihi wasallam di mata kami adalah kebenaran dan Al-Qur`an  juga adalah kebenaran. Sementara tidak ada yang menyampaikan kepada  kita Al-Qur`an dan sunnah ini kecuali para sahabat Rasulullah  shallallahu alaihi wasallam. Yang mereka inginkan dari mencela para  sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak lain kecuali karena  mereka ingin mengkritisi para saksi (agama) kita sehingga mereka bisa  membatalkan Al-Kitab dan sunnah. Padahal kritikan itu lebih pantas  diarahkan kepada mereka, dan mereka ini adalah orang-orang zindiq.”
Ucapan Al-Auzai rahimahullah di atas menunjukkan bahwa tujuan sebenarnya  dari penganut bid’ah ketika mereka mencela sahabat adalah untuk  mencacati Al-Kitab dan sunnah. Karena Al-Kitab dan sunnah dinukil kepada  kita dari jalur para sahabat radhiallahu anhum. Karenanya serangan  kepada para sahabat atau salah seorang dari mereka sebenarnya adalah  serangan kepada Al-Kitab dan sunnah.
Dan bisa-bisanya mereka mencela para sahabat radhiallahu anhum,  sementara mereka adalah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam di  dunia dan di akhirat. Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu anhu bahwa  suatu malam para sahabat pergi mencari Nabi shallallahu alaihi wasallam.  Setelah bertemu beliau, mereka berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَشْفَقْنَا أَنْ يَكُونَ اللَّهُ تَبَارَكَ  وَتَعَالَى اخْتَارَ لَكَ أَصْحَابًا غَيْرَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا بَلْ أَنْتُمْ أَصْحَابِي فِي  الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Wahai Rasulullah! Kami sempat khawatir jangan-jangan Allah  Tabaaroka wa Ta’aalaa memilih sahabat-sahabat lain selain kami untuk  anda. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak,  kalian adalah sahabat-sahabatku di dunia dan akhirat.” (HR. Ahmad no. 21708 dengan sanad yang shahih).
http://al-atsariyyah.com/keutamaan-para-sahabat.html
Keutamaan Para Sahabat
08.50 | 
		        
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar